Tulip Biru

 







Renjana

Tak seperti Juni yang sendu hujan mengiringi hari-harinya

Oktober ini terik, hujannya hanya sesekali saja 

Tapi, Renjana padamu tak ada akhirnya.


Bahkan sampai sekarang kita tak benar-benar ber-selamat tinggal 

Ah, mungkin kamu sudah, hanya aku yang tak dapat menerjemah selamat tinggalmu kala itu


Juni itu ternyata kau telah membentangkan sayapmu 

Jiwamu terbang melesat ke penjuru langit

Tubuh kosong mu itu saja yg kau tinggalkan di atas tempat tidur ICU


Allah mengabulkan do'aku di detik yang sama 

Saat Petang, aku bersuci, bersimpuh, dan menengadah pada Nya

Do'aku begitu kontradiktif, aku memohon kesembuhanmu pada Yang Maha Penyembuh 

Tapi juga aku sampaikan bahwa aku Ikhlas dengan segala ketetapan-Nya

Semua yang terbaik untukmu saja, begitu kataku.


Allah Yang Maha Baik, mengabulkan salah satu pintaku dan membuka satu pintunya untukmu

Tubuhmu telah terbujur kaku , tubuhku pun ikut kaku

Aku mendekat, menyentuh pucuk kepalamu

Kamu memucat tanda tak ada lagi jiwa dalamnya

Telah kosong..


Air mata belum keluar

Bahkan otakku masih memproses lama atas kepergianmu

Aku ternyata belum siap dengan kejutan Tuhan

Tak menyangka saja, kalau hari itulah batas perjanjianmu dengan-Nya


Aku mengabarkan semua orang yang kita kenal bersama

Sampai detik itupun aku belum menangis sama sekali

Bukan karena aku kuat, tapi karena tubuhku masih berada di ambang kebingungan


Tangisan menghiasi ruangan

Dengan kamu pusat perhatiannya

Kamu di berangkatkan dengan mobil pengantar jenazah

Tenang, aku tak meninggalkan tubuhmu

Aku mengendarai motor sendiri tepat dibelakang mobil itu

Sirene mobil itu, Iringan duka. Aku benci itu.


Aku harap kamu tahu,

Baik hari ini ataupun di masa depan

Mengunjungi rumahmu dan perjalanan kesanalah menjadi bagian favoritku

Kadang aku menceritakan hariku, kadang juga hanya duduk menatap nisan.

Lucu ya, nisanmu selalu bisa mengingatkan wajahmu


Banyak dalam diriku yang berubah karena ketiadaanmu

Apapun yang orang katakan tentang persahabatan kita, mereka tak akan benar-benar tahu


Tulip Biru akan selalu hidup dalam tamanku

Aku menyiraminya dengan do'a 

Aku membuatnya tetap hidup dengan kenangan 

Aku memupuknya dengan menyayangi keluargamu jua. 








Komentar

Postingan Populer