Kenang
tentang ia yang juara satu dalam hati
anak kecil itu
ia yang selalu pasang badan
Buku-buku berhambur di sudut
kamar tak pernah jadi masalah,
Ia tidur dengan anak kecil itu
dengan setumpuk buku
Tak cukup buku, segala kencing
pun dimaklumi
Di gelap, mengenang
Ia yang selalu diam-diam memberi uang
Lembaran biru selalu di tangan,
setiap 29 Oktober
' jangan beri tahu yang lain ' katanya
Menginjak empat belas,
Tak ada lagi lembaran biru
Tak ada lagi sayang seperti yang
ia beri
Anak kecil itu duduk di bangku
ia terbujur kaku
Di senja terakhirnya
Duduk bersama
Ia berbicara
Anak kecil yang tak banyak
mengerti
Sekadar mengangguk
Anak kecil tumbuh
Tak ada nasihat yang tersimpan
dalam memori
Namun, tatapan mata dan sentuhan
tangan hari itu
Tersimpan jelas..rapat…hangat.
Ia nenek, ibu kedua, juga teman nomor satu
kepergiannya baru bisa di maknai
Seiring tumbuh dewasa
Surah pembukaan
Untuk yang kasihnya terbuka
Mengiringi malam ini
Di malam yang gelap
Semoga rumahmu terang
Komentar
Posting Komentar